FOTOGRAFI SEBAGAI MEDIA PENYAMPAIAN RASA

Nama       : Dewi Hassanah Pratiwi
NPM        : 202246500134
Kelas        : R4B

 

FOTOGRAFI SEBAGAI MEDIA PENYAMPAIAN RASA

 

  • Jurnal 1
         Judul Jurnal    : Berkarya dan Bercerita Melalui Fotografi Ekspresi
         Penulis              : Riva Amalia Fasiha

Pada jurnal yang berjudul “Berkarya dan Bercerita Melaui Fotografi Ekspresi” secara keseluruhannya membahas mengenai pengertian dasar fotografi, lalu seperti apa kaitannya dengan ekspresi, dan bagaimana fotografi dapat menjadi salah satu sarana untuk menyampaikan perasaan dan juga pesan yang sekiranya tidak dapat  diungkapkan secara lisan melalui foto kepada orang lain. Berikut pembahasannya:

Fotografi merupakan sebuah bentuk komunikasi visual melalui foto. Fotografi memiliki fungsi dasar untuk merekam suatu objek. Foto yang dihasilkan terdapat bentuk penyampaian pesan dari fotografer kepada orang yang melihat foto tersebut.

Seiring perkembangan zaman, kegunaan teknologi fotografi mulai berkembang dan mulai digunakan sebagai hobi mulai dari foto konsep, dokumentasi sehari-hari hingga sebagai media untuk menuangkan ide menjadi sebuah karya seni fotografi. Sehingga fotografi pada sekarang ini sudah lebih dari sekedar menjadi alat atau media perekaman dokumentasi saja. Akan tetapi sudah menapak sebagai media untuk berekspresi dalam domain kesenian terutama yang bernuansa seni visual.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ekspresi adalah proses mengungkapkan suatu maksud gagasan, maupun tujuan. Ekspresi mengungkapkan batin, perasaan, atau gagasan seorang seniman. Ekspresi memiliki berbagai macam makna dan isyarat yang mengandung suatu pesan.

Fotografi ekpresi menekankan aspek seni, kreativitas, dan inovasi yang berorentasi pada ekspresi pribadi pencipta. Fotografi ekspresi digunakan untuk berolah kreatif bagi para fotografer yang ingin menaruh gaya, jati diri, menjadi ciri pribadinya dengan menampilkan ekspresinya dalam dunia fotografi.

Sebagai media ekspresi, fotografi menjadi media penyampai pesan yang memiliki cara mudah untuk menggambarkan maksud atau pesan dari sebuah foto. Misalnya dengan menunjukkan ciri khas objek atau penambahan properti yang berhubungan dengan objek, sebagai elemen pendukung.

 


  • Jurnal 2
          Judul Jurnal    Fotografi Tak Lagi Sekadar Alat Dokumentasi
          Penulis              : Arif Ardy Wibowo

Selanjutnya jurnal kedua yang berjudul “Fotografi Tak Lagi Sekadar Alat Dokumentasi.” Jurnal ini membahas tentang keterkaitan fotografi dengan landasan gagasan/pikiran dari beberapa aspek yang saling terkait. Dan dengan aspek tersebut fotografi  akan menghasilkan  sebuah karya yang tidak hanya sekadar sebagai hasil dokumentasi semata saja. Berikut pembahasannya:

Fotografi mulai berkembang pada awal Abad ke 19. Tujuan awal fotografi adalah membantu proses pembuatan karya seni lukis. Prinsip dasar fotografi adalah cahaya, alat optik, dan media perekam. Foto dapat berfungsi sebagai bukti ilmiah, bernilai berita, dokumen, karya seni, dan arsip kehidupan. Foto juga merupakan alat visual yang kongkret karena dapat memvisualisasikan sesuatu yang direkam dengan lebih realistis dan akurat. Fotografi memperhatikan berbagai hal seperti aspek teknis dan dukungan perlatan, yang juga diperkaya dengan adanya ekspresi, makna, dan fungsi.

Jika melihat apa yang dilakukan secara proses dalam fotografi dan seni rupa, terdapat sebuah perbedaaan yang cukup besar. Namun bukan itu yang menghentikan fotografi untuk diakui sebagai seni. Ada titik kesetaraan antara keduanya, yaitu apa yang dilakukan perupa dan fotografer, bahwa keduanya menciptakan karya yang berasal dari ekspresi pembuatnya yang terdapat di dalam karya mereka. Oleh sebab itu layak apabila foto yang direkam oleh fotografer dalam waktu yang relatif singkat itu diangap seni jika memang merupakan hasil cerminan jiwa, emosinya, atau lebih luasnya ekspresinya dalam karya foto itu.

Karya foto merupakan rekaman visual atas benda, hal, kejadian atau peristiwa melalui teknik fotografi. Karya foto selain memberi informasi yang cermat, otentik, juga memiliki nilai dokumenter yang tinggi. Sebuah karya foto dapat dikatakan sebagai karya seni jika di dalamnya tidak hanya sekadar menampilkan gambar saja, namun juga harus dilandasi dengan gagasan/ pikiran terhadap gejala yang ditangkap oleh seorang fotografer ke dalam bentuk yang artistik.

Dalam foto yang mempunyai nilai seni, terdapat beberapa aspek yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Aspek-asepek itu antara lain sebagai berikut:

- Aspek Ide

Dalam aspek ide, rangsangan dapat berasal dari mana saja, baik dari buku, televisi, internet juga segala hal yang ada di lingkungan sehari-hari. Setelah melihat gambar, tentu akan muncul sebuah ide baru yang sesuai dengan karakter pribadi yang kemudian harus dikembangkan untuk membuat karya seni.

- Aspek teknik

Aspek Teknik yang ada pada fotografi adalah eksposur atau yang bias akita ketahui sebagai Teknik dasar fotografi. Secara sederhana bahwa eksposur merupakan kombinasi dari tiga faktor penting, yaitu aperture (diagfragma), shutter speed (kecepatan rana) dan ISO (sensitivitas media penyimpan).

- Aspek Pesan

Aspek pesan berisi pesan yang terkandung pada foto dan ingin disampaikan kepada apresian baik disadari maupun tidak.

 


  •  Jurnal 3
          Judul Jurnal     Kreatifitas Dalam Seni Fotografi
          Penulis               : Yekti Herlina

Dan pada jurnal ketiga yang berjudul “Kreatifitas Dalam Seni Fotografi”. Pada jurnal ini membahas tentang kreatifitas tanpa batas yang dapat dilakukan dalam seni fotografi. Kreativitas yang dimaksud menyangkut segala aspek dan proses pembuatan foto, seperti pemilihan peralatan yang dipakai, kejelian menentukan obyek pemotretan sampai proses pencetakan foto. Berikut pembahasannya:

Kreativitas dapat diartikan sebagai daya dan upaya dari akal budi untuk menciptakan sesuatu yang lain atau berbeda dari  yang lainnya, dari yang kurang baik menjadi lebih baik, dari yang belum pernah ada menjadi sesuatu yang nyata, menarik, dapat dinikmati, dan bermanfaat.

Apabila membahas kreativitas yang berkaitan dengan seni, maka kita tidak bisa meninggalkan kemampuan dari senimannya, karena seorang seniman memiliki ide, kreasi dan kemampuan teknis dalam mewujudkan gagasan atau dalam mengekspresikan pengalaman dan gejolak jiwanya. Seni fotografi menyampaikan pesan secara visual dari pengalaman yang dimiliki oleh fotografer kepada orang lain, dengan tujuan orang lain mengikuti jalan pikirannya.

Agar tercapai proses penyampaian pesan dengan baik, maka harus melalui beberapa persyaratan komunikasi yang baik, yaitu; sebuah karya foto pertama-tama harus mampu mendapatkan perhatian (Attention) orang untuk melihatnya. Kemudian, foto harus mampu menimbulkan ketertarikan (interest) terhadap pesan yang akan disampaikan. Setelah orang tertarik pada karya foto yang dibuat, maka dari situ proses tetap berlangsung dengan timbulnya keinginan (desire) untuk mengetahui lebih jauh pesan yang disampaikan. Proses terakhir adalah dengan timbulnya tindakan (action) seperti yang diharapkan oleh seniman/fotografer sesuai pesan yang disampaikannya.

 

 

Kesimpulan

Dari ketiga jurnal diatas, dapat disimpulkan bahwa secara singkat fotografi merupakan alat penyampaian komunikasi berupa pesan visual. Dengan fotografi kita dapat berkarya, mengekspresikan rasa, dan mengekplorasikan hal-hal yang sekiranya tidak dapat  diungkapkan secara lisan melalui foto kepada orang lain.

Ekspresi diri dalam sebuah karya foto menjadi tujuan pencarian identitas pribadi seorang fotografer. Ide yang dituangkan melalui teknik yang tepat dapat memperlihatkan dengan jelas mengenai pesan yang ingin disampakain dalam karya foto.

Pada sebuah karya foto, didalamnya terdapat landasan gagasan/pikiran dari beberapa aspek yang saling terkait. Keterkaitan pada aspek - aspek tersebut menjadikan sebuah karya fotografi yang tidak hanya sekadar menjadi hasil dokumentasi semata saja, tetapi juga sebagai media untuk mencari identitas pribadi seorang fotografer dan juga menyampaikan rasa, serta pesan yang tidak dapat diungkapkan secara lisan  melalui foto kepada orang lain.

Beragam karya foto dapat dihasilkan dengan berkreasi, dan tidak ada yang dapat membatasinya. Akan tetapi juga diperlukannya kemampuan teknis fotografi yang baik agar hasil karya yang dibuat terlihat menjadi Istimewa. Kita dapat memanfaatkan sarana pendukung seperti filter, tripod, dan perlengkapan pendukung lainnya secara tepat bisa lebih memantapkan kreativitas fotografer. Selain memanfaatkan sarana pendukung, perlu juga kita ingat, untuk menjadi fotografer yang kreatif kita harus terus mempelajari, mencoba dari kesalahan yang lalu dan terus berkarya.

 

 

 

Daftar Pustaka

Fasiha, Amalia Riva. 2023. Berkarya dan Bercerita Melalui Fotografi Ekspresi. Yogyakarta.

Herlina, Yekti. 2003. Kreatifitas Dalam Seni Fotografi. Surabaya.

Wibowo, Ardy Arif. 2015. Fotografi Tak Lagi Sekadar Alat Dokumentasi. Yogyakarta.


 

 

 

 

 

 


Comments

Popular posts from this blog

ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES PADA POSTER FILM BRAVE

ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES

Literatur Review Jurnal terkait Poster Film