Literatur Review Jurnal terkait Poster Film
LITERATUR
REVIEW 20 JURNAL TERKAIT POSTER FILM
JURNAL 1
“Analisis Makna Desain Font Judul Film dalam Poster sebagai
Media Promosi”
Penulis : Latifah
Rizqa Utami, dan Lutfiyana Indriani Rahma
Pada jurnal 1 di jelaskan terkait bagaimana menganalisis
makna dari desain font judul film pada poster. Judul film adalah salah satu
elemen penting yang terdapat pada poster film. Suatu judul harus
dapat memberikan gambaran makna film agar dapat menarik perhatian calon audiens
untuk mencari tahu isi ceritanya yang ada dalam film tersebut. Judul pada film
juga berhubungan dengan tipe font yang sesuai dengan makna pada judul, sehingga
dapat menggambarkan dengan jelas dan menjadi ciri khas dari poster filmnya.
Pada Tipografi dalam penulisan judul sebagai unsur pendukungnya, gaya atau tipe
huruf dalam sebuah kata atau kalimat dapat memberikan suatu makna yang mengacu
kepada sebuah objek ataupun gagasan dan juga memiliki kemampuan untuk
menyuarakan suatu citra ataupun kesan secara visual karena huruf mempunyai
nilai fungsional dan nilai estetik.
Metode penelitian yang digunakan ialah dengan pendekatan
kualitatif. Metode kualitatif yang digunakan dalam proses pengumpulan data
adalah observasi. Melalui observasi dapat menjelaskan tentang menentukan gaya
font yang tepat sesuai makna pada penulisan judul film dalam poster sebagai
media promosi.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tipografi judul
film menjadi salah satu bagian dari elemen poster film. Pemilihan tipografi
pada film pada suatu negara juga berbeda –beda. Misalnya, Ciri pada film India,
yang terkenal dengan ciri khas tarian, percintaan, dan konflik keluarga
seringkali penampilan tipografinya hampir sama, baik dari stroke, warna,
outline bentuk huruf serta komposisinya. Lalu pada Film “superhero” seperti
Batman, Superman, Spiderman, pemilihan jenis hurufnya tidak jauh berbeda dengan
karakter filmnya, perubahannya disesuaikan dengan trend karakter tipografi pada
zaman dibuatnya film tersebut. Perubahan tersebut merupakan terobosan dalam
dunia tipografi, khususnya dengan perubahan yang revolusioner dari perangkat
desktop publishing. Pengaruh teknologi digital pada intinya tidak mengubah
fungsi huruf sebagai perangkat komunikasi visual.
Kesimpulan yang dapat di ambil, Tipografi judul film
merupakan salah satu bagian dari elemen poster film di samping ilustrasi atau
gambar. Tipografi pada judul film adalah sebuah visualisasi rancang grafis yang
dibuat sedemikian rupa agar audience dapat menafsirkan film yang akan dilihat
sekaligus sebagai bahasa verbal yang dibuat menjadi simbol visual melalui
tatanan atau komposisi rancang huruf yang dipilih tidak asal-asalan tetapi
melalui sebuah proses identifikasi bisa dari karakter peran tokoh, cerita,
setting, bahkan trend yang sedang berlaku saat itu.
Link jurnal : https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/2293743
JURNAL 2
“Peran Penting Palet Warna Dan Semiotika Dalam Interpretasi
Poster Film”
Penulis : Tissa Padhana Hidayat
Pada jurnal 2 ini menjelaskan peran penting sebuah palet
warna dan semiotika dalam interpretasi film. Secara pengertian poster adalah
sebuah media desain grafis yang mengandung unsur teks dan gambar/ilustrasi,
yang penerapannya ditempelkan pada dinding atau permukaan datar lainnya dengan
sifat mencari perhatian mata, biasanya poster berupa ilustrasi dua dimensi yang
membentuk desain tertentu. Sedangkan palet warna merupakan kombinasi warna
dengan nada yang serasi yang digunakan oleh desainer User Interface (UI) saat
mendesain sebuah karya. Ketika di aplikasikan dengan benar, palet warna dapat
membentuk fondasi visual sebuah ilustrasi, membantu menjaga konsistensi, dan
membuat interface pengguna secara estetika yang enak untuk dilihat dan
menyenangkan untuk digunakan.
Metode penelitian yang digunakan merupakan metode
kualitatif. Desain penelitian yang digunakan merupakan Grounded Theory (Teori
Dasar) karena menggunakan banyak sumber berupa jurnal dan juga teori yang telah
dikemukakan oleh para penulis dan juga ilmuwan sebelumnya. Data kualitatif
berupa lampiran jurnal, penelitian, foto-foto yang menunjang visualisasi sebuah
situasi, dan juga teori yang dikemukakan oleh para ilmuwan.
Hasil dari penelitian mejelaskan terkait perbandingan
psikologi warna dan juga semiotika yang ditampilkan dalam visual poster film.
Perbandingan tersebut dari 2 poster film yang berbeda yaitu film Satoshi Kon
berjudul paprika dan Perfect Blue. Keduanya memiliki color palette dan juga
tone yang sangat berbeda satu sama lain. Pada film berjudul Perfect Blue
memiliki color palette yang di dominasi oleh warna biru dan color palette
tersebut cenderung gelap sehingga memberikan kesan monoton apabila
dilihat dari kejauhan. Secara psikologi warna biru dengan perasaan melankoli
atau kesedihan, kepercayaan dan ketergantungan. Sehingga orang-orang dapat
menyimpulkan bahwa Perfect Blue ini merupakan film dengan atmosfer sendu dan
secara garis besar memiliki tema yang gelap, diselimuti oleh kesedihan dan
keputusasaan. Sedangkan pada film berjudul paprika warna yang digunakan di
dominasi oleh warna yang cenderung hangat dan kemerahan dan dapat dibilang
mencolok mata karena warna warnanya memiliki tingkat hue yang tinggi. Selain
dari pemilihan color palette, ilustrasi yang terpampang di dalam poster juga
mendukung penekanan tema kejanggalan yang ingin dimunculkan di dalam film
tersebut. Dengan ekspresi tokoh utama yang terlihat mengerutkan keningnya,
membuka mata dengan lebar untuk menatap lurus kedepan, dan juga mulut yang
separuh terbuka. Ekspresi wajah tersebut dapat diinterpretasikan sebagai reaksi
yang muncul akibat perasaan resah dan khawatir terhadap situasi yang tengah ia
hadapi.
Kesimpulannya adalah Jika dibandingkan, kedua poster film
Satoshi Kon tersebut memiliki color palette yang berkebalikan. Perfect Blue
dengan color palettenya yang dingin, di dominasi oleh warna biru, dan juga
Paprika dengan color palette hangatnya yang di dominasi oleh warna merah dan
oranye. Keduanya merupakan bukti nyata pengaplikasian color palette secara
tepat karena sedari awal dapat memberikan kesan dan makna yang ingin
disampaikan kepada para penonton. Selain itu, ilustrasi pada desain poster yang
detail menyiratkan sebanyak mungkin bagian penting dari dalam cerita kedalam
satu kesatuan utuh, sehingga setelah menonton film dan memahami alurnya,
melihat kembali ilustrasi dari poster tersebut memberikan makna yang lebih
mendalam dibandingkan saat sebelum memahami isi dari film.
Link jurnal : https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/3689545
JURNAL 3
“ Adaptasi Desain Poster Film Sebagai Media
Promosi Dalam Perspektif Lintas Budaya Dan Pemasaran
Global ”
Penulis : Roudlotul Jannati Rochnadia Noorva Yudhitya
Pada jurnal 3 ini menjelaskan terkait desain poster film
sebagai media promosi dalam perspektif lintas budaya dan pemasaran. Promosi
film merupakan salah satu praktik pemasaran yang khusus berlangsung di industri
perfilman, yang mana biasanya juga terkoordinasi dengan proses distribusi film.
Bagi perusahaan film, poster film harus dapat menarik penonton dan
membangkitkan rasa ingin tahu atau ketertarikan mereka untuk menontonnya.
Poster film juga dapat dilihat sebagai wawasan terhadap suatu budaya dalam kehidupan.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
kualitatif, yang mana mencakup serangkaian teknik interpretatif untuk
mendeskripsikan, memecahkan kode, menerjemahkan, dan memahami makna dari
fenomena tertentu yang terjadi secara alami di dunia sosial. Teknik kualitatif
penulis meggunakan pada tahap pengumpulan data dan analisis data. Pada tahap
pengumpulan data, penulis menghimpun teori-teori dasar dan hasil temuan dari
sejumlah studi terdahulu yang relevan.
Hasil penelitian menjelaskan bahwa poster film merupakan
sebuah bentuk poster yang berfungsi untuk mempromosikan dan mengiklankan sebuah
film. Sebuah poster film sering menggunakan penanda visual yang untuk
menunjukkan genre dan nuansa film kepada khalayak. Penanda visual ini digunakan
agar film menyaring penonton yang tepat untuk target audiens film tersebut.
Misalnya, jika penonton senang menonton komedi romantis, mereka cenderung
menonton film lain yang memiliki poster yang mirip dengan poster film aslinya.
Kemiripan visual ini selanjutnya terklasifikasikan ke dalam genre poster,
mencakup genre horor, sci-fi, thriller, hingga film aksi. Keragaman kebudayaan
dan perspektif audiens yang beragam di setiap negara memunculkan gaya desain
yang beragam. Hal ini tidak lepas dari tujuan utama dari poster film tersebut,
yaitu untuk membangkitkan rasa penasaran dari khalayak luas yang berujung pada
profit serta benefit bagi produsen dan distributor film.
Pemasar bersama pembuat film dan distributor biasanya
mempertimbangkan sejumlah hal ketika ingin merilis poster film ke negara lain.
Pendesaian ulang poster juga tidak secara saklek mengikuti dikotomi budaya
barat atau budaya timur, akan tetapi juga mempertimbangkan aspek yang lebih
spesifik lagi. Adapun hal yang sering menjadi panduan dalam desain poster film
adalah budaya secara umum, penggunaan bahasa, kearifan lokal yang dianut, serta
preferensi khalayak pada saat film diluncurkan. Di masa mendatang, penelitian
lebih mendalam tentang desain poster di negara dengan kebudayaan berbeda akan
dapat bermanfaat bagi industri film dalam mengembangkan strategi yang unik,
khususnya bagi sineas Indonesia yang berminat untuk meluncurkan filmnya ke luar
negeri.
Link Jurnal : https://jurnal.asdi.ac.id/index.php/canthing/article/view/62/62
JURNAL 4
“Desain Poster Film: Memahami Desain Poster Film dan
Persamaan Komposisi Dalam Genre”
Penulis : Sneha Pooranalingam
Pada jurnal 4 ini menjelaskan terkait desain poster film
dan persamaan komposisi dalam genre. Poster film merupakan bagian integral dari
promosi dan pemasaran film yang akan datang. Untuk promosi yang efektif,
desainer harus membuat poster film yang relevan dengan film yang
diwakilinya. Untuk menarik perhatian konsumen film dalam
sebuah poster film haruslah menonjol. Poster
film tidak hanya digunakan sebagai promosi materi,
namun dapat juga berfungsi sebagai seni visual.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan metode analisis poster film yang ada dengan menggunakan
visual alat analisis, dilanjutkan dengan wawancara semi terstruktur.
Analisis visual dipilih sebagai metode penelitian ini untuk menentukan
komposisi genre yang diteliti, dapat dipahami sebagai penyelidikan mendalam
terhadap sebuah karya seni yang mengkaji komponen visual itu
menghasilkan karya seni tersebut.
Poster film memainkan peran penting dalam membantu konsumen
dalam proses pengambilan keputusannya untuk ditonton. Desain poster
membantu membuat proses ini berhasil. Pada penelitian ini menunjukkan
bahwa poster film memang memiliki kemiripan dalam komposisi dalam genre,
dan konsumen film dapat mengenali dan merasakan kesamaan ini
ketika memutuskan film mana yang akan ditonton. Temuan
dari penelitian ini dapat diterapkan pada strategi
pemasaran dalam industri film untuk mempromosikan film-film yang
akan datang. Hasilnya dapat dikembangkan dan digunakan lebih lanjut
dengan mengumpulkan lebih banyak informasi tentang perilaku
konsumen dan preferensi poster film.
Penemuan masa depan mungkin termasuk menjelajahi
desain poster film di luar dari konteks film Hollywood dan bercabang
ke dalamnya film internasional. Misalnya film
Bollywood menggunakan desain poster film yang nyentrik dan menarik
perhatian. Dengan beragamnya genre dalam film
Bollywood, contoh ini dapat dieksplorasi secara
mandiri. Ada juga potensi untuk berdiskusi dan
mengeksplorasi konteks usia yang mungkin mempengaruhi
konseptualisasi dan mengenali pola dalam desain poster
film. Sebuah diskusi tentang apakah anak-anak memperhatikan
pola di dalam poster film bisa dibuat dan bisa mengarah
pada komentar tentang apakah layar anak-anak kebiasaan menonton
dipengaruhi oleh hal ini. Menjelajahi genre multi-label yang lebih luas
dapat dihasilkan hasil yang menarik, serta
multi-label tidak umum ditemukan bersama-sama.
Link Jurnal : https://spectrumjournal.ca/index.php/spectrum/article/view/216/108
JURNAL 5
“Karakteristik Desain Poster Film Animasi Amerika Serikat”
Penulis : Aniendya Christianna dan Moeljadi Pranata
Pada jurnal 5 ini menjelaskan tentang karakteristik pada
desain poster film animasi Amerika Serikat. Salah satu media iklan terpenting
dalam mempromosikan sebuah film animasi adalah poster. Karena poster film
animasi merupakan media terdepan yang berhadapan langsung dengan target audiens
dalam menyampaikan informasi film sebelum pemutaran film berlangsung. Sehingga
visualisasi poster yang mencakup komposisi bahasa verbal dan non verbal patut
mendapat perhatian yang lebih dalam perancangannya.
Pemilihan tanda-tanda visual yang digunakan dalam
poster sangat diperhatikan secara detil, meliputi penyajian ilustrasi,
tipografi dalam judul dan sub judul serta komposisi/layout secara keseluruhan.
Dimana setiap tanda tersebut terjalin satu sama lain untuk menyampaikan suatu
informasi yang saling berkesinambungan tentang tema film yang diposterkan.
Penyajian tanda-tanda visual pada poster film animasi
produksi Amerika Serikat 10 (sepuluh) tahun terakhir ini memiliki kecenderungan
tertentu.
Pertama, ilustrasi pada poster film animasi Amerika Serikat
cenderung mendominasi bidang poster. Ilustrasi poster film animasi Amerika
Serikat cenderung menekankan pada tampilan ekspresi figur utama sebagai daya
tarik. Hal ini dapat dilihat pada sebagian besar poster film animasi Amerika
Serikat, yakni Shrek, Ice Age, The Incredibles, Wallace & Gromit, Happy
Feet, Ratatouille, dan UP.
Kedua, pemilihan typeface judul cenderung dari kelompok
Display dengan karakteristik san serif.
Ketiga, sebagian besar poster film animasi Amerika Serikat
mengguna kan kombinasi warna-warna variatif dan cukup kompleks, tanpa
mengabaikan emphasis penyajian tanda-tanda visual poster. Keempat, komposisi/
layout cenderung simetris, dengan format center dan berusaha menyeimbangkan
bidang positif dan bidang negatif.
Link Jurnal : https://ojs.petra.ac.id/ojsnew/index.php/dkv/article/view/18293
JURNAL 6
“Film Dan Poster Untuk Memperkuat Hubungan Antara Orang Tua
Dan Remaja”
Penulis : Pulung Siswantara
Pada jurnal 6 ini menjelaskan Pesan untuk mempererat
hubungan antar anggota keluarga dapat disampaikan melalui film dan poster
dengan sasaran yang berbeda-beda. Film ditargetkan untuk remaja karena
tingginya paparan film pada masa remaja, dan poster dikembangkan untuk orang
tua karena orang tua menginginkan pesan yang sederhana dan mudah dipahami dan
poster dapat menyediakan hal tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan 2
langkah, langkah pertama adalah metode tinjauan pustaka untuk penilaian
kebutuhan media. Data-data penelitian didapatkan dari buku, jurnal, penelitian,
artikel dan presentasi yang berkaitan dengan remaja, orang tua dan media. Tahap
kedua adalah pengembangan media promosi kesehatan, dimulai dari pengembangan
prototype, pretest dan revisi prototype.
Dari penelitian ini dikembangkan film berjudul “jangan
biarkan mereka sendiri”. Film ini menggambarkan realita sosial tentang orang
tua yang mengabaikan anaknya akibat ketidaktahuan. Sasaran film ini adalah
remaja berusia antara 11 hingga 15 tahun atau remaja awal. Harapannya dari film
ini adalah para remaja dapat berdiskusi dengan orang tuanya mengenai kesehatan
reproduksi, seksualitas dan permasalahannya mengenai kesehatan reproduksi dan
perkembangannya. Poster memperlihatkan diskusi antara orang tua dan remaja
serta saran untuk memulai pembicaraan dengan remaja, didukung kesatuan antara
gambar, teks, warna dan isi. Harapan dari pengembangan Melalui poster ini orang
tua dapat berdiskusi dengan anaknya mengenai kesehatan reproduksi, sehingga
orang tua dapat memberikan informasi, sikap dan nilai yang tepat dalam
kesehatan reproduksi.
Kesimpulan pada jurnal ini adalah pada penggambaran film
berjudul “Jangan Biarkan Mereka Sendiri” film ini menggambarkan realitas sosial
tentang pengabaian orang tua kepada anaknya, serta akibat yang mungkin
ditimbulkan. Poster menggambarkan orang tua yang sedang berdiskusi dengan
anaknya dan juga berisi himbauan untuk memulai berbicara dengan anak. Ditunjang
dengan suatu keterpaduan dari gambar, tulisan, warna dan isi pesan sehingga
sasaran sadar akan perlunya penguatan hubungan antara orang tua dan remaja.
Link Jurnal : https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jpki/article/view/18689/13068
JURNAL 7
“Peranan Fotografi Dalam Desain Poster Film Arisan terhadap
persepsi penonton”
Penulis : Ahmad Alberd
Pada jurnal 7 ini membahas tentang bagaimana peranan
fotografi dalam sebuah desain poster film. Fotografi dan poster adalah dua hal
yang berbeda, namun dalam konteks media promosi kedua dimensi ini selalu
berhubungan, baik media tulisan maupun suara dan gambar. Terbukti dengan adanya
kebutuhan antar keduanya diwujudkan dalam bentuk media promosi yang digunakan
untuk menyampaikan informasi atau pesan adalah poster yang berisi sebuah foto
bergaya dengan berbagai ekspresi dan situasi pada beberapa adegan dalam film
tersebut.
Pada jurnal ini membahas Salah satu poster film berjudul
Arisan, Film ini merekam dengan jenial kehidupan kaum jetset Jakarta era
2000-an. Mereka yang kerap disebut kaum sosialita tak luput dari masalah hidup.
Dalam hali ini yang perlu diperhatikan dalam hasil foto pada hasil poster film
Arisan, yaitu dengan mengumpulkan para tokoh utama dalam satu meja dengan mimik
yang menjelaskan karakter maupun kisah masing-masing di film tersebut. Teknik
fotografi disini sangat penting diperhatikan, mulai dari komposisi,
pencahayaan, dan pemilihan warna pada properti-properti pendukung lainnya.
Seperti kostum para tokoh, sofa, meja, tirai dan gelas serta piring yang
diletakkan.
Kesimpulannya adalah media poster film merupakan
suatu alat yang efektif digunakan untuk mempromosikan sebuah film dengan
menyampaikan pesan atau informasi kepada masyarakat melalui desain media poster
yang kreatif. Hal ini bertujuan untuk melihat peranan fotografi dalam desain
poster film dapat berpengaruh terhadap persepsi penonton untuk dapat menarik
minat mereka. Kesalahan dalam merancang poster bukan hanya kesalahan desain
posternya, namun juga kemasan produknya. Karena sebuah produk akan sangat menjadi
menarik bagi konsumen apabila dikemas secara eksklusif, dan bahkan akan
meningkatkan harga jual. Hubungan fotografi pada desain media poster film
sangat berpengaruh pada hasil dan persepsi penonton yang menyebabkan minat
penonton itu sendiri. Sehingga adanya pandangan masyarakat terhadap foto selalu
bersifat historis, artinya pandangan itu bergantung pada pengetahuan
masyarakatnya, meskipun seolah-olah pandangan hanya persoalan bahasa tuturan
sehari-hari semata.
Link Jurnal : https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/Deiksis/article/view/515/793
JURNAL 8
“Pengaruh Fotografi Dalam Poster Film 5 CM Terhadap Minat
Penonton”
Penulis : Muhammad Rafii Fediansyah dan Maya Purnama Sari
Pada jurnal 8 ini membahas tentang pengaruh fotografi dalam
poster film terhadap minat penonton. Poster merupakan salah satu media
informasi yang banyak digunakan sebagai media promosi, pemberi pesan, dan alat
propaganda. Poster juga menjadi media komunikatif terhadap masyarakat. Tidak
terkecuali bagi para seniman dan insan perfilman yang menggunakan media poster
sebagai alat untuk mempromosikan karya filmnya. Karya foto yang ditempatkan
sebagai bagian dari media iklan harus dapat menjadi sarana pemasaran yang
efektif dalam mengenalkan sebuah produk kepada masyarakat. Penggunaan
fotografi di dalamnya pun menjadi suatu elemen penting yang tak dapat
dilewatkan. Dimana hal ini dapat menjadi faktor kunci dalam keberhasilan
penyampaian pesan suatu poster, khususnya poster promosi film. Salah satunya
pada film karya Rizal Mantovani berjudul “5 cm” menampilkan visual para
pendaki. Dengan latar foto gulungan awan putih dan langit biru. Poster film 5
cm (2012) ini menjadi salah satu poster film yang memaksimalkan penggunaan
fotografi di dalamnya yang menarik untuk dikaji. Penonjolan objek pendaki dan
angka yang menjadi judul film menjadikan poster terlihat seperti foto yang
diberikan tulisan informatif.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah survei. Penelitian ini mendapatkan data dari responden menggunakan
kuesioner. Ini dimaksudkan sebagai penelitian yang mengambil sampel dari satu
populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.
Untuk penghitungan variabel dianalisis menggunakan skala likert. Skala ini akan
digunakan untuk mengukur pendapat seseorang.
Kesimpulannya adalah Penggunaan fotografi dalam poster film
bioskop dapat menambah rasa ingin tahu terhadap film yang akan ditonton, karena
penggunaan fotografi pada poster film sendiri dapat menambah elemen elemen
visual yang terkandung di dalam poster film tersebut sehingga menjadi suatu
tease atau sebagai gambaran kecil mengenai film yang akan ditonton. Penggunaan
fotografi dalam poster film dapat bersifat memberikan sedikit gambaran mengenai
suatu film dapat menambah rasa ingin tahu penonton kepada film yang akan mereka
tonton. Melalui tahapan tahapan penelitian yang dilakukan terhadap pernyataan
pengaruh fotografi dalam poster film 5 cm terhadap minat penonton ini didapati
bahwa dari 50 sampel hasil survei menyatakan sebanyak 72% sikap positif dan dapat
menambah minat menonton film 5 cm.
Hal ini dapat disimpulkan dari 50 responden sebagian besar
berkecenderungan menganggap penggunaan fotografi dalam poster film 5 cm dapat
berpengaruh positif pada minat mereka dalam menonton film bioskop.
Link jurnal : https://journal.isi.ac.id/index.php/specta/article/view/5495/2529
JURNAL 9
“Analisis Poster Film The Boys In The Striped Pajamas
(2008) menggunakan Pendekatan Semiotika Roland Barthes”
Penulis : Inne Chaysalina, dan Nadya
Pada jurnal 9 ini membahas tentang media promosi beupa
poster film untuk mengkomunikasikan konflik/pokok cerita yang terkandung dalam
suatu film. Berbagai elemen visual yang terkandung pada poster memiliki tanda.
Tanda-tanda inilah yang nantinya akan memiliki makna yang akan coba disampaikan
pada audiens. Ilmu yang mempelajari tentang tanda adalah semiotika. Dalam ilmu
semiotika mempelajari teori tentang tanda dalam suatu konteks skenario, gambar,
teks ataupun adegan dalam film yang dapat dimaknai.
Metode penulisan menggunakan pendekatan kualitatif dan
berfokus pada analisis poster film “the boys in the striped pajamas (2008)”
dengan menggunakan analisis Semiotika Roland Barthes. Teori Barthes yang
merupakan turunan dari teori semiotika De Saussure. Teori Barthes bertumpu pada
peran pembaca tanda.
Dalam penelitian ini akan membahas analisis poster film
“The Boys in the Striped Pajamas (2008)” menggunakan pendekatan semiotika
Roland Barthes. Pada pemilihan tipografi pada judul The boys in the striped
pajamas, Judul poster film ditempatkan pada bagian dengan yang tengah komposisi
cukup mendominasi sepertiga luas poster dengan pemilihan warna dengan kontras
latar dimaksudkan untuk mempermudah pembaca dan menarik mereka. Lalu pada Movie
testimoni, tagline, dan produser film. Terdapat singkat film deskripsi mengenai
dan tersirat akan makna film tersebut. Kemudian juga terdapat tanda bahwa film
diproduksi ini oleh MIRAMAX films. Selain itu terdapat quotes dari penonton
yang menyatakan bahwa film merupakan satu ini salah film terbaik ditahun
tersebut. Pada Warna suasana poster, Warna langit biru tua dengan
gradasi dan langit cerah dibagian bawah melambangkan mendung akan datang
melahap sisa langit cerah tersebut. Perbedaan (kontras) antara latar kedua
anak, yakni rumput hijau dengan tanah gersang dibalik pagar kawat listrik
melambangkan perbandingan terbalik. Pada objek dalam poster menjadi highlight,
yang secara tidak langsung merupakan konflik utama/pokok cerita dalam film
tersebut. Seperti pagar pembatas, bola, pelangi, dsb yang akan diuraikan secara
detail pada bagian analisis semiotika. Dan subjek pada poster, merupakan kedua
tokoh utama dalam film tersebut yang memiliki latar belakang dengan nasib yang
berbeda.
Simpulan pada jurnal ini adalah Dengan menerapkan analisis
semiotika, khususnya Roland Barthes akan menajamkan tanda-tanda yang terdapat
pada hadirnya beragam elemen yang ada dalam poster film, sehingga esensi pada
setiap poster dapat dipahami maknanya dengan baik. Dalam poster film “The Boys
in the Striped Pajamas (2008)” mengandung banyak makna, mulai dari penggambaran
tokoh utama dari latar dan kostum yang digunakan, batasan pertemanan yang
terhalang oleh perbedaan latar belakang, hingga ketidak-jujuran yang berakhir
pada kemalangan. Yang mana semua makna tersebut dapat ditarik dan disimpulkan
dengan norma yang ada pada masyarakat kini.
Link Jurnal : https://journal.ubm.ac.id/index.php/titik-imaji/article/view/3516/2366
JURNAL 10
“Tinjauan Desain Pada Poster Film Animasi Nussa”
Pemulis: Dilla Nirmala Sari, dan Jupriani
Pada jurnal 10 ini membahas tentang desain yang terdapat
pada poster film animasi Nussa. Poster film yang banyak menarik perhatian
karena elemen visual dan elemen verbal yang terdapat dalam desain poster, salah
satunya pada poster film animasi Nussa, yaitu film yang tayang di bioskop
Indonesia pada 14 Oktober 2021. Pada elemen visual dan elemen verbal poster
film animasi Nussa. Kedua elemen tersebut merupakan elemen penyusun desain yang
sangat menarik untuk dilihat, karena gaya desain 3D, fun serta playful cocok
untuk anak anak. Poster film animasi Nussa dibuat sesuai dengan prinsip dari
layout yaitu sequence, emphasis, unity, dan balance.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif
kualitatif dengan teknik pengumpulan data studi literatur dan melakukan
observasi terhadap poster film animasi Nussa. Poster tersebut dianalisis
berdasarkan empat tahap dalam tinjauan desain: deskripsi, analisis formal,
interpretasi, dan evaluasi. Dalam penelitian ini metode yang dipakai pada saat
menganalisis data yang telah diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan
metode analisis tinjauan desain. Dalam tinjauan desain dapat dipahami bahwa dalam
sebuah tinjauan hal yang paling penting adalah memahami sebuah desain. Metode
analisis data dengan menggunakan tinjauan desain terdapat beberapa tahapan:
tahap deskripsi, tahap analisis formal, tahap interpretasi dan tahap evaluasi
yang digunakan untuk memahami makna yang teradapat dalam poster film animasi
Nussa.
Pada desain poster film animasi Nussa mempunyai dua elemen
penyusun desain, yaitu elemen visual dan elemen verbal. Gaya desain dari poster
film animasi Nussa ini adalah 3D dan Fun serta Playful dimana ilustrasi dari
poster memiliki volume massa serta tampak seperti penuh menyerupai objek
kehidupan nyata yang penuh warna dan mengandung fantasi.
Huruf atau font yang digunakan dalam judul poster film
animasi “Nussa” adalah jenis huruf display atau dekoratif. Jenis huruf ini
memiliki karakter ukurannya yang besar, tidak kaku namun jelas.
Ilustrasi yang digunakan dalam poster film animasi “Nussa”
berupa gambar pemeran utama yaitu Nussa, Rarra, Umma, dan Abba yang sedang
berada diluar angkasa dengan menggunakan pakaian astronot, terlihat juga Nussa
dan Rarra yang menaiki roket merah putih sembari menunjuk seperti ada yang
mereka lihat sambil tersenyum lebar dengan raut wajah yang sumbringah.
Warna yang digunakan pada poster film animasi “Nussa”
adalah warna galaksi yang terdiri dari warna biru, hijau, ungu, jingga (orange)
serta warna merah dan putih pada roket.
Penekanan atau Emphasis diperlihatkan melalui ilustrasi
karakter Nussa sebagai tokoh utama yang duduk diatas roket merah putih dengan
pakaian astronot, sembari menunjuk kearah yang dilihatnya ,menjadi center of
point pada poster itu.
Secara keseimbangan layout poster diatas menggunakan
symetrical balance/formal balance atau keseimbangan yang simetris, karena
ilustrasi pada poster diatas berada pada posisi tengah poster.
Secara kesatuan (unity) Ilustrasi dan tipografi pada poster
film animasi “Nussa” saling berkaitan dimana warna outline huruf judul serasi
dengan warna pakaian Nussa yaitu warna emas dan putih. Begitupun dengan
background yang mendukung pakaian astronot Nussa yaitu suasana luar angkasa
seperti warna galaksi, planet, rasi bintang, bintang-bintang dan roket. Serta
juga terdapat Umma dengan pakaian astronot disebelah kiri poster, Abba dengan
pakaian astronot disebelah kanan poster dan begitupun dengan Rarra yang juga
memakai baju astronot ia duduk diatas roket merah putih bersama Nussa.
Link Jurnal : https://ejournal.unp.ac.id/index.php/dkv/article/view/120031/pdf
JURNAL 11
“Analisis Pesan Moral dalam Film LUCA Menggunakan
Pendekatan Semiotik karya Roland Barthes”
Penulis : Taufik Hasby Ash Shiddiq, Zainudin Abdussamad,
dan Ceriyani Miswaty
Jurnal 11 ini membahas pada ilmu semiotika Roland Barthes
untuk menganalisis tanda dan simbol dalam film, menekankan pesan moral yang
disampaikannya. Film terpilih, "Luca", tidak hanya meraih pujian dan
penghargaan kritis namun juga menawarkan narasi menghibur dengan pesan-pesan
positif tentang hidup berdampingan di antara makhluk-makhluk yang berbeda.
Metode penelitiannya melibatkan analisis kualitatif,
khususnya metode deskriptif kualitatif, dengan fokus pada adegan dan percakapan
untuk mengungkap pesan moral. Dalam penelitian ini peneliti lebih fokus
mengkaji jenis Pesan Moral yang ditemukan melalui tanda-tanda pada Luka film
animasi yang dipadukan dengan 2 teori tertentu maka dalam menganalisis pesan
moral peneliti mengandalkan teori Thomas Lickona dengan analisis semiotika
tanda dengan mengandalkan salah satu pakar di bidang semiotika Roland Barthes.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa peneliti
menemukan beberapa jenis pesan moral positif yang sangat bermanfaat bagi
kehidupan kita sehari-hari dan penting bagi seorang individu untuk
mengimplementasikan pesan moral perilaku tersebut dalam kehidupan kita
sehari-hari. Terakhir, peneliti menemukan tujuh jenis pesan moral yaitu
kejujuran, sikap tolong menolong, kebaikan dan kepedulian, keberanian dan
percaya diri, pengendalian diri, kerjasama tim, dan kerja keras setelah
melakukan observasi dan analisa setiap percakapan serta adegan tertentu. Dalam
film tersebut, pesan-pesan moral yang ditemukan terdiri dari perilaku moral
jujur dalam perkataan dan tindakan, perilaku moral untuk saling membantu dan
mendukung, perilaku moral untuk bersikap baik dan peduli terhadap sesama,
perilaku moral yang berani dan Percaya diri, perilaku moral mengendalikan diri
dari hal-hal negatif, perilaku moral bekerja sama, dan terakhir perilaku moral
bekerja keras dalam mencapai sesuatu.
Link Jurnal : https://journal.universitasbumigora.ac.id/index.php/humanitatis/article/view/3432/1523
JURNAL 12
“Analisis Semiotika Roland Barthes dalam Poster Film
Turning Red”
Penulis : Jessica Olivia Tanzil, dan Stefanus Andriano
Jurnal 12 ini membahas tentang analisis semiotika dalam
poster film turning red, film ini yang diproduksi oleh Pixar Animation
Studios. Film “Turning Red” mencerminkan permasalahan umum dalam komunikasi
keluarga khususnya antara orang tua dan anak. Anak seringkali ingin mengalami
lebih banyak hal namun merasa canggung karena pandangan orang tuanya yang
primitif dan kaku. Pada jurnal ini di jelaskan makna denotatif dan
konotatif dari perspektif semiotika film Roland Barthes.
Dengan memanfaatkan semiotika yang berfokus pada denotasi, konotasi,
dan mitos untuk menganalisis komunikasi yang berfokus pada orang tua dan anak
dalam film “Turning Red.”
Penelitian ini menggunakan metode penelitian
kualitatif. metode penelitian kualitatif digunakan untuk memperoleh teori
dan konsep baru terhadap suatu masalah atau untuk mengembangkan teori dan
gagasan yang sudah ada. Model semiotika yang digunakan dalam penelitian
ini adalah model Roland Barthes yang mencakup dua tingkat signifikansi primer.
Pertama denotasi dan kedua konotasi.
Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa
dalam film “Turning Red” komunikasi interpersonal antara ibu dan anak pada
awalnya tidak efektif sehingga menimbulkan konflik. Faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap konflik ini adalah keterampilan mendengarkan yang buruk
dari ibu dan penggunaan gaya pengasuhan yang otoriter, yang memaksa anak untuk
berbohong. Namun pada akhirnya konflik tersebut berhasil diselesaikan melalui
strategi pengelolaan konflik seperti aktif berkelahi dan berbincang. Setelah
konflik berhasil diselesaikan, hubungan Mei dan ibunya pun semakin erat.
Komunikasi interpersonal menjadi lebih efektif sehingga Mei dan ibunya lebih
terbuka dalam mengungkapkan perasaannya. Selain itu, gaya pengasuhan otoriter
ibu Mei berangsur-angsur berkurang. Di sisi lain, peneliti menyarankan agar
industri perfilman khususnya industri perfilman Indonesia kedepannya lebih
banyak memproduksi film-film yang mengangkat tema hubungan ibu dan anak serta
menekankan pada aspek komunikasi di antara keduanya. Apalagi di dunia perfilman
Indonesia yang cenderung didominasi genre horor, film-film yang bertemakan
hubungan ibu-anak bisa menjadi salah satu alternatif untuk
memperkayatopik-topik yang diangkat dalam perfilman Indonesia.
Link Jurnal : https://journal.lspr.edu/index.php/communicare/article/view/597/261
JURNAL 13
“ Analisis Semiotika Roland Barthes Pada
Poster Film Parasite Versi Negara Inggris”
Penulis : A’yun Nikmatus Shalekhah, dan Martadi
Pada jurnal 13 ini membahas tentang analisis semiotika
roland barthes pada desain poster film Parasite. Dalam hal perfilman,
poster merupakan media komunikasi visual yang bisa menyampaikan informasi
kepada calon penonton tentang gambaran umum dari suatu film. Salah satu poster
film yang akan dibahas adalah poster film Parasite. Parasite adalah salah satu
film asal Korea Selatan dan film non bahasa Inggris pertama yang berhasil
membawa pulang penghargaan Oscar di acara Academy Award ke-92. Kesuksesan
tersebut membuat film Parasite dirilis ulang di berbagai negara salah satunya
Inggris. Menandai perilisannya, dibuatlah poster baru yang berbeda. Poster yang
didesain oleh La Boca studio ini terlihat unik dengan objek-objek acak
bertebaran di beberapa ruangan.
Penelitian ini menggunakan
teori semiotika Roland Barthes guna membedah tanda-tanda menggunakan sistem
denotasi, konotasi dan mitos. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
yang bersifat deskriptif.
Kesimpulan berdasarkan
hasil analisis adalah berbeda dengan poster asli film Parasite, poster film
yang didesain oleh La Boca Studio menggambarkan adegan-adegan ikonik melalui
berbagai objek yang terdapat pada poster dengan begitu Poster film ini merupakan
gambaran umum dari film Parasite itu sendiri. Hasil dari penelitian menunjukkan
bahwa terdapat beberapa objek yang merepresentasikan dua keluarga yang berlatar
ekonomi berbeda dalam film. Tanaman bonsai dan anjing putih merepresentasikan
keluarga Park yang kaya sedangkan Kloset dan Landscape stone merepresentasikan
keluarga Kim yang miskin. Beberapa objek merepresentasikan adegan-adegan yang
terjadi di dalam Film Parasite yakni tenda, sepasang mata, kode morse, sepasang
kaki dan tangga.
Link Jurnal : https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/JDKV/article/view/37896
JURNAL 14
“Nilai Dan Unsur Kebudayaan Pada Poster Film Coco”
Penulis : Diah Utari Dewi Sulistyaningrum
Pada jurnal 13 ini membahas tentang analisis semiotika
Roland Barthes pada poster film coco. Banyak media yang berguna untuk
menyampaikan pesan dan informasi, salah satunya adalah poster. Mempromosikan
sebuah film yang akan ditayangkan dengan poster film tentunya akan membantu
film tersebut menjadi lebih dikenal dan menjadi identitas
produksinya. Salah satu film yang akan dibahas adalah Film Coco
diproduksi oleh Studio Animasi Pixar dan dirilis oleh Walt Disney Pictures.
Film ini bertemakan festival Day of the Dead dan menampilkan hampir seluruh
unsur visual dalam film tersebut. Poster tersebut divisualisasikan dengan
menarik dan sesuai dengan genre dan tema film tersebut. Di dalam poster
tersebut terdapat nilai dan unsur kebudayaan yang dikemas dalam bentuk gambar.
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah
kualitatif deskriptif. Penelitian deskriptif, menggunakan data kualitatif untuk
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari subjek
dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian deskriptif bertujuan untuk
mengilustrasikan atau memaparkan sesuatu hal apa adanya. Kemudian, semuanya
akan dibahas untuk menentukan hasil penulisan. Unsur visual yang terdapat dalam
poster coco akan dijadikan sebagai salah satu sumber data.
Coco sebagai film/animasi mengandung nilai-nilai dan unsur
kebudayaan Negara Meksiko, khususnya perayaan Day of The Death atau kepercayaan
akan adanya pertemuan kembali antara dua alam yang berbeda. Unsur-unsur visual
dalam poster film Coco mampu menjadi gambaran keseluruhan kisah cerita dan
mampu menarik perhatian yang melihatnya. Makna denotasi yang terdapat dalam
film digambarkan dengan makna sebenarnya yang dapat dirasa dengan pancaindra
manusia (dalam hal ini pengamatan dari film tersebut), sedangkan makna konotasi
yang terdapat dalam film menggandung sebuah pesan yang terkandung seperti
kejadian yang terjadi pada sebuah foto scene.
Berdasarkan dari unsur visual dari poster yang ditampilkan,
dapat disimpulkan bahwa Film Coco ini didesain bukan untuk mengenang atau
berkabung melainkan sebagai perayaan untuk menghormati kerabat yang sudah tidak
di dunia sehingga warna-warna yang dipilih dalam pembuatan poster menggunakan
warna yang terang dan berkesan ceria.
Link Jurnal : https://jurnal.uss.ac.id/index.php/jikoba/article/view/496/279
JURNAL 15
“Analisis Semiotika Poster Film Raya And The
Last Dragon”
Penulis : Fatmawati, Nimas Fadhilatur Rohmah, Restu Ismoyo
Aji
Pada Jurnal 15 ini membahas tentang analisis semiotika
Roland Barthes pada film Raya and the last dragon. Poster film merupakan sebuah
poster yang digunakan sebagai alat promosi dan iklan pada suatu film. Poster
memiliki peran penting dalam media promosi. Dengan desain poster yang unik dan
menarik, masyarakat diharapkan dapat memahami makna iklan yang disampaikan dan
tertarik untuk menonton film yang dipromosikan. Poster film mempunyai
bermacam-macam elemen visual yakni tipografi, ilustrasi, fotografi, warna, dan
layout. Elemen visual pada poster mampu menggambarkan isi film yang dapat
menarik minat publik untuk mengamati isi poster tersebut. Raya and The Last
Dragon adalah film animasi petualangan produksi Walt Disney Animation Studios.
Film ini mengadaptasikan cerita yang terinspirasi dari beragam kebudayaan di
Asia Tenggara. Tulisan ini mengulas makna elemen-elemen visual poster film
tersebut menggunakan analisis semiotika visual melalui pendekatan teori
semiotika Roland Barthes.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang
bersifat deskriptif. Dalam menganalisis makna yang terdapat pada poster film
animasi Raya and The Last Dragon ini digunakan teori semiotika Roland Barthes.
Pengumpulan data ini menggunakan teknik observasi dan studi kepustakaan. Teknik
observasi dilakukan dengan cara mengamati langsung poster film animasi Raya and
The Last Dragon sedangkan teknik studi kepustakaan dilakukan dengan studi pada
jurnal dan website yang terkait dengan penelitian ini.
Melalui penjabaran
elemen-elemen visual yang ada pada poster film animasi Raya and The Last Dragon
terungkap bahwa film ini memiliki elemen-elemen hero mistik yang tampak dari
pilihan pose, pakaian, senjata, binatang, dan lokasi. Film Raya and The Last Dragon
berlatar belakang di negeri Kumandra, di mana manusia dan naga hidup dalam
harmoni. Berdasarkan hasil pembahasan mengenai analisis elemen-elemen visual
dalam poster film animasi Raya and The Last Dragon dengan menggunakan
pendekatan semiotika model Roland Barthes, analisis ini menyimpulkan bahwa
elemen-elemen visual yang terdapat didalam poster mampu menggambarkan kisah
Raya sebagai hero mistik yang berbekal bola roh naga, bersenjatakan pedang
menyerupai keris, berdiri dengan pose layaknya seorang hero yang siap
menghadapi rintangan untuk menyatukan bola roh yang terpisah, mencari seekor
naga yang bernama Sisu. Raya bertualang melewati hutan semak-semak, juga
reruntuhan candi hingga menerobos hujan dan terik matahari demi meraih
tujuannya.
Link Jurnal : https://repository.upnjatim.ac.id/18141/1/DES-058_FATMAWATI.pdf
JURNAL 16
“Analisis Semiotika Pada Poster Film Inside Out”
Penulis : Nuramalia Fithri, Siti Indah Lestari, Noprita
Elisabeth Sianturi
Poster di desain unik dan semenarik mungkin untuk mendapat
perhatian para penonton. Setiap karakter memiliki penampilan unik dan warna
mencolok, mencerminkan sifat dan emosi yang mereka tampilkan. Poster ini juga
menampilkan latar belakang yang beragam, dengan berbagai pemandangan yang
mencerminkan petualangan emosi dalam cerita film, Perubahan warna, tekstur pada
latar belakang merupakan perubahan suasana hati dan konflik yang terjadi di
dalam film.
Salah satunya adalah film Inside Out, ini ini merupakan
film animasi yang dirilis pada tahun 2015, disutradarai oleh Pete Docter dan
diproduksi oleh Pixar Animation Studios. Poster Film yang memberikan gambaran
tentang situasi perjalanan emosi dalam diri seorang anak perempuan bernama
Riley yang pindah ke kota baru. Dalam poster terdapat beberapa karakter emosi
seperti Joy, Sadness, Fear, Anger, dan Disgust.
Metode penelitian menggunakan metode penelitian pendekatan
kualitatif yang bersifat deskriptif, hasil dari penelitian ini menunjukkan
keadaan emosional seseorang lewat karakter yang ada di dalam Film Inside Out.
Poster film Inside Out menggunakan desain yang menarik dan
cerdas untuk menarik perhatian penonton. Poster tersebut menampilkan gambar
utama dari lima karakter emosi yang menjadi fokus utama film ini. Setiap
karakter memiliki penampilan yang unik dan warna yang mencolok, mencerminkan
sifat dan emosi yang mereka tampilkan. Poster ini juga menampilkan latar
belakang yang beragam, dengan berbagai pemandangan yang mencerminkan
petualangan emosi dalam cerita film. Perubahan warna dan tekstur di latar
belakang juga dapat memberikan petunjuk tentang perubahan suasana dan konflik
yang terjadi dalam film. Selain itu, judul film "Inside Out" yang
tercetak pada poster juga memiliki makna ganda yang menarik. Poster film inside
out mengajarkan bagaimana kita sebagai manusia mengenali emosi yang ada ditubuh
kita.
Pada jurnal ini dapat kita simpulkan, bahwa analisis
semiotika terhadap poster file Inside Out terdapat beberapa karakter yang
mencerminkan emosi atau karakter seseorang dalam kehidupan sehari – hari,
pendekatan penelitian yang dilakukan pada penelitian ini secara kualitatif
dapat menjelaskan dengan baik mengenai setiap karakter yang ada pada film
Inside Out ini secara terperinci. Sehingga para pembaca dapat mengetahui makna
– makna yang terkandung dalam film tersebut.
Link Jurnal : https://journalkreatif.sttbandung.ac.id/index.php/files/article/view/66/48
JURNAL 17
“Analisis Semiotika Pada Motif Pakaian Tokoh Mirabel Dalam
Film Animasi Encanto”
Penulis : Dhi’fan Rizqin Anugrah, Meirina Lani Anggapuspa
Jurnal 17 ini membahas tentang analisis semiotika pada
motif pakaian tokoh mirable dalam film Encanto. Secara umum animasi adalah
proses penggambaran tiap-tiap frame pada jarak waktu tertentu untuk menciptakan
sebuah ilusi gambar yang bergerak. Salah satu film yang akan dibahas disini
adalah Encanto yang rilis pada tahun 2021. Film ini menceritakan tentang
kehidupan keluarga “Madrigal” yang memiliki kekuatan spesial. Dalam film ini
terdapat salah satu hal unik yaitu motif berupa simbol-simbol yang ada pada pakaian
yang dikenakan oleh tokoh utama Mirabel, yang mana simbol tersebut
merepresentasikan kekuatan spesial dari tiap anggota keluarga “Madrigal”.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif
deskriptif dengan pendekatan teori semiotika dari Charles Sanders Peirce.
Pengumpulan data primer dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi
dengan menyaksikan film “Encanto” sebagai objek utama penelitian. Kemudian data
sekunder diperoleh melalui studi literatur dari penelitian terdahulu yang
relevan serta teori-teori pendukung yang akan membantu dalam menganalisis film
“Encanto”.
Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini dengan
menggunakan pendekatan teori semiotika Charles Sanders Peirce dengan “model
triadic” pada pakaian tokoh Mirabel sebagai representamen, dan motif pada
pakaiannya sebagai object dapat menjelaskan tentang makna yang terdapat pada
kedua hal tersebut. Makna atau interpretan pada motif pakaian tokoh Mirabel
dijelaskan dengan menggunakan dua teori yaitu yang pertama teori elemen visual
yaitu;
Garis: terdapat garis lurus pada rok Mirabel dan garis
lengkung pada atasan blus Mirabel.
Bentuk: terdapat berbagai macam simbol pada motif pakaian
yang merepresentasikan Mirabel dan semua tokoh keluarga Madrigal.
Warna: terdapat penggunaan panas dan warna dingin pada
motif pakaian yang mana menggambarkan tentang karakter tokoh Mirabel dan semua
tokoh keluarga Madrigal dalam film.
Ruang: terdapat dua jenis ruang yaitu ruang positif yang
berisikan motif sebagai subjek utama dalam desain pakaian Mirabel dan ruang
negatif yang mengelilingi subjek utama dalam desain pakaian Mirabel.
Teori kedua adalah teori fungsi karakter yang menyajikan
penggambaran karakter tokoh Mirabel dan semua tokoh keluarga Madrigal melalui
tiga metode yaitu penokohan, tipe karakter, fungsi karakter. Melalui penelitian
yang sudah dilakukan oleh penulis, terdapat saran yang disampaikan yaitu
sebagai berikut:
-Pemilihan penggunaan konsep semiotika dari para ahli
sebagai pendekatan teori yang digunakan dalam penelitian analisis semiotika
harus benar-benar disesuaikan dengan objek penelitian yang ada baik itu karya
poster, cover, film, dll. agar mempermudah peneliti dalam mendapatkan hasil
penelitian yang maksimal.
-Penggunaan konsep teori semiotika Charles Sanders Peirce
dapat lebih dikembangkan lagi dengan tidak hanya menggunakan “model triadic”
saja, namun juga menggunakan konsep “trikotomi”.
-Melalui artikel ini diharapkan dapat menjadi rujukan atau
acuan apabila ingin melakukan penelitian yang sejenis dan dapat menjadi bahan
evaluasi saat melakukan penelitian serupa.
Link Jurnal : https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/JDKV/article/view/49154/40907
JURNAL 18
“ Analisis Visual Pada Poster Film Enola Holmes 2
menggunakan Semiotika Charles S. Pierce”
Penulis : Dina Mahesti , Rochma Nur Hidayah, Sri Wulandari
Pada Jurnal 18 ini membahas tentang analisis semiotika
charless s. pierce pada poster film Enola Holmes 2. Poster film adalah salah
satu media visual yang menjadi teknik marketing untuk menarik perhatian
khalayak. Biasanya menampilkan elemen-elemen visual yang disusun secara baik
dan pas. Di setiap elemen yang ada dalam poster memiliki makna tersendiri yang
merujuk pada jalan cerita didalam film yang dipromosikan, contohnya seperti
poster film Enola Holmes 2. Film ini mengusung genre komedi misteri. Di dalamnya
menceritakan keseruan petualangan Enola saat menangani kasusnya sebagai
detektif swasta. Selain itu, film ini juga menyajikan kesan feminisme yang
lebih kuat dan kompleks dibandingkan sekuel sebelumnya. Poster film Enola
Holmes 2 ini menampilkan elemen-elemen visual yang disusun secara pas untuk
menunjukkan identitas atau sekilas scene yang ada dalam film. Contohnya dalam
pemilihan font, titik fokus, pose dan ekspresi para pemain, warna, hingga
elemen visual pendukung. Tanda-tanda tersebut pastinya memiliki pesan dan makna
tersembunyi.
penelitian ini mengunakan metode analisis semiotika Charles
Sanders Pierce. Metode semiosis yang ia miliki terdapat segitiga semiotika yang
berupa objek, representamen, dan interpretan. Ketiga tahapan tersebut disebut
sebagai unlimited semiosis, yang berarti dapat dikembangkan terus menerus tanpa
batas. Ketiga proses semiosis tersebut diklasifikasikan menjadi 3 trikotomi,
trikotomi pertama yaitu dari segi representamen. Trikotomi kedua berhubunga
dengan representamen dengan objeknya. Trikotomi kedua ini dibagi lagi menjadi
3, yaitu ikon, indeks dan simbol. Terakhir yaitu trikotomi ketiga, berhubungan
dengan interpretan atau makna.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan pada poster film “Enola Holmes 2” menggunakan pendekatan metode
semotika Charles Sanders Pierce yang menerapkan struktur triadik objek,
representemen, dan interpretan. Objek yang terdapat pada poster tersebut berupa
ikon, indeks, dan simbol. Dimana ikon yang ditampilkan berupa para pemain yang
hadir pada poster film tersebut, pada bagian indeks terdapat bangunan yang
menjadi latar film dimainkan, serta elemen kertas yang terbakar. Sedangkan untuk
bagian simbol ialah font-font yang digunakan dalam poster. Representemen pada
objek berupa ikon dapat dilihat dari gaya rambut, pakaian, dan ekspresi wajah
para pemain mulai dari ekspresi menantang, senyum, smirk, datar, dan geram.
Representemen pada objek berupa indeks dapat dilihat dari adanya kertas yang
terbakar oleh api, serta beberapa bangunan yang ada di poster, bangunan
tersebut yakni bangunan Big Ben, katedral dan kastil. Selanjutnya representemen
pada objek berupa simbol dapat dilihat dari judul poster film “Enola Holmes 2”
dengan menggunakan font yang sering dipakai dalam koran, serta nama pemain film
yang diketik dengan font vintage kerajaan. Kemudian interpretan pada objek
berupa ikon mengartikan bahwa gaya dan ekspresi para pemain mulai dari
penampilan, warna pakaian, sifat, serta sikap yang menunjukkan bahwa para
pemain mempunyai karakter yang berbeda beda. Interpretan pada objek berupa
indeks memiliki arti adanya sesuatu yang ingin di musnahkan serta elemen api
mempunyai arti sebagai semangat, keberanian. Bangunan yang terdapat pada poster
mengartikan sebuah kekokohan, kekuatan, kesucian, dan kemegahan. Selanjutnya,
interpretan pada objek berupa simbol yang ada pada font poster memilikki arti
formal, vintage, dan menunjukkan identitas dari sebuah kerajaan.
Link Jurnal : https://repository.upnjatim.ac.id/18122/1/DES-045_DINA%20MAHESTI.pdf
JURNAL 19
“Analisis Visual Desain Poster Film Squid Game 2021”
Penulis : Elfira Dwi Purwati, Tri Utami, Pungky Febi
Arifianto
Jurnal 19 ini membahas tentang film series Squid Game yang
dirilis pada tahun 2021, film ini merupakan salah satu film Korea Selatan genre
aksi dan petualangan drama thriller. Pada poster film ini memiliki desain yang
memiliki objek dan makna visual yang menantang dan mencekam. Secara
keseluruhan, desain dan ilustrasi pada poster Squid Game sangat efektif dalam
menarik perhatian penonton dan menciptakan kesan yang kuat. Poster ini telah
menjadi sangat populer dan ikonik, dan telah membantu mempromosikan kesuksesan
besar dari serial drama Squid Game.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang
bersifat deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif digunakan peneliti yang
tertarik pada proses pemaknaan, pemahaman yang diambil dari kata kata atau
gambar. Dalam menganalisis makna yang terdapat pada poster film Squid Game ini
digunakan teori semiotika Roland Barthes sebagai pisau bedah. Data
ini dikumpulkan menggunakan teknik observasi dan studi kepustakaan.
Poster Squid Game memiliki kekuatan dalam meampilkan pesan
secara visual tanpa menampilkan teks verbal yang banyak. Inti film
tersebut terletak pada pelajaran bahwa interaksi dan hubungan
manusia akan menentukan kemampuan kita untuk bertahan atau bahkan berkembang.
Penerapan teori semiotik sebagai promotor hubungan melalui komunikasi dan
pemahaman memberikan kedalaman pada rangkaian yang sudah rumit yang membuat
kita memikirkan kembali moral dan minat kita pada keuntungan materi. kostum
dalam film Squid Game memiliki makna simbolis yang mendalam dan dapat
dianalisis menggunakan teori semiotika Roland Barthes. Poster film Squid Game
menampilkan celengan, uang yang berserakan, dan penampilan para penyelenggara
dalam jumpsuit dan topeng berwarna pink dengan simbol-simbol tertentu. Kostum
para pemain dan penyelenggara juga memiliki makna simbolis yang mendalam,
seperti warna pink yang melambangkan kebahagiaan, warna hijau yang mengingatkan
pada gerakan politik di Korea, dan warna hitam yang melambangkan kekuasaan dan
misteri. Selain itu, posisi dan ekspresi para karakter dalam film juga memiliki
makna simbolis yang dapat dianalisis. Analisis semiotik terhadap elemen-elemen
visual dalam film Squid Game dapat membantu memahami pesan dan makna yang ingin
disampaikan oleh pembuat film.
Link Jurnal :https://repository.upnjatim.ac.id/18118/1/DES-041_ELFIRA%20DWI%20PURWATI.pdf
JURNAL 20
“ Kajian Visual Pada Poster Film The Chronicles of Narnia :
The lion, The witch, and The wardrobe”
Penulis : Jesaya Steven Tan Daniel Hasian Hutajulu,
dan Nova Kristiana
Jurnal 20 membahas makna tanda yang terkandung pada poster
film The Chronicles of Narnia: The Lion, The Witch, and The Wardrobe. Poster
film tersebut didesain sedemikian rupa menggunakan prinsip-prinsip desain
sekaligus memperhatikan dari segi penempatan objek-objek visualnya. sebuah
poster film harus didesain dengan sebaik-baiknya agar dapat menarik minat
audience untuk menonton film tersebut. Poster dari film The Chronicles of
Narnia: The Lion The Witch yang memiliki unsur budaya dimana film tersebut berlatar
belakang dan karakteristik unsur-unsur desain seperti warna, layout, gambar,
logo, dan tipografi.
Penelitian dilakukan dengan metode penelitian kualitatif
deskriptif. metode penelitian ini memaparkan situasi ataupun peristiwa secara
substansif, yang dikembangkan dengan pemaparan konsep, berupa fakta dan data
seperti rujukan, artikel ilmiah. Kemudian dipaparkan menggunakan pendekatan
analisis semiotika dari Charles Sanders Peirce untuk menganalisis makna dari
tanda yang ada di dalam poster film The Chronicles of Narnia: The Lion, The
Witch, and The Wardrobe. Pengumpulan data pada penelitian kali ini dilakukan
melalui dokumentasi, observasi dan studi pustaka.
Pada poster film tersebut Aslan menjadi objek paling besar
dan ditempatkan ditengah sebagai penyeimbang dari keseluruhan objek visual yang
ramai, memposisikannya pada wilayah “netral” antara warna dingin (aura Penyihir
Putih yang beku) dan warna panas (aura pasukan Narnia yang hangat). Penempatan
Aslan di tengah sendiri menjadi keunikan bagi poster tersebut, di mana wajah
singa besar menjadi poin utama poster.
Ketika target audience melihat poster untuk pertama kali,
mereka akan langsung melihat wajah Aslan, membuat mereka bertanya mengenai apa
kah filmnya hingga wajah singa menjadi visual utama pada posternya. Di sekitar
Aslan sendiri terjadi begitu banyak aktivitas berbeda yang tampaknya merupakan
adegan dari filmnya, begitu ramai. Sehingga Aslan tampak menjadi penengah dari
situasi yang ramai tersebut, area tenang dan netral dari semua kesibukan yang
dilakukan oleh dua belah pihak (pihak Narnia dan pihak Penyihir Putih).
Keunikan ini merupakan sesuatu yang cukup bagus untuk kebutuhan promosional
film tersebut juga, yakni di mana perlunya menggaet target audience dengan
sesuatu yang membuat mereka terkesima pada pandangan pertama ketika melihat
poster tersebut, memberikan calon penonton beberapa cuplikan adegan terbaik
yang ada di filmnya untuk menarik minat penonton menonton filmnya.
Biasanya poster dibuat semenarik mungkin dengan memberikan
unsur-unsur semiotika di dalamnya, terkadang rasa ketertarikan itu juga muncul
dari sekedar menaruh gambar aktor terkenalnya di dalamnya, tanpa memberikan
unsur semiotika atau pesan lain selain daripada sekedar foto pemeran filmnya.
Namun terlepas dari adanya semiotika atau tidak pada poster film, semua poster
film secara dasarnya dibuat dengan prinsip-prinsip desain untuk membuatnya
tepat dilihat secara visual. Di masa mendatang, peran poster film mungkin akan
sedikit berbeda lagi, atau tetap sama. Untuk para peneliti poster film
berikutnya, diharapkan untuk selalui mengikuti perkembangan jaman terutama di
media sosial, internet, atau bentuk terbaru media promosi (online maupun
onsite), karena cara promosi film akan selalu mengikuti kebutuhan target
audience mereka, dan itu berarti poster film akan mengikuti
perkembangan teknologi dan sosial dari target audience mereka.
Link Jurnal: https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/JDKV/article/view/56141/44181
Comments
Post a Comment